Definisi
Secara bahasa, antibiotik berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari anti (lawan) dan bios (hidup), yang berarti zat yang berperan
untuk menghambat atau melawan kehidupan.
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik,
yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotik tidak
efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan
setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis
bakteri.
Sejarah Penemuan
Penemuan antibiotika terjadi secara 'tidak sengaja' ketika
Alexander Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada
cawan petri dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari
Senin, ketika cawan petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang
telah tumbuh di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang
sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan
penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah
Penicillium chrysogenum syn. P. notatum (kapang berwarna biru muda ini mudah
ditemukan pada roti yang dibiarkan lembap beberapa hari). Ia lalu mendapat
hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri
koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama:
penicillin G.
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah
diketahui oleh peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir
abad ke-19 namun hasilnya tidak diakui oleh lembaganya sendiri dan tidak
dipublikasi.'
Kapang (Inggris: mold) merupakan anggota regnum Fungi
("Kerajaan" Jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang
sudah basi atau terlalu lama tidak diolah.
Cara kerja
Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau
memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.
Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan
membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk
hidup. Sedangkan antibiotik menghambat metabolisme bakteri.
·
Antibiotik Bakterisida
Antibiotik bakterisida mengandung
senyawa aktif yang secara langsung membunuh bakteri.
Untuk membunuh bakteri,
antibiotik jenis ini menargetkan dinding sel luar, membran sel bagian dalam,
serta susunan kimia bakteri.
Contoh umum antibiotik
bakterisida adalah penicillin (menyerang dinding sel luar), polymyxin
(menargetkan membran sel), dan quinolone (mengganggu jalur enzim).
Beberapa zat bakteriosida
digunakan sebagai disinfektan, sterilisasi, dan antiseptik.
·
Antibiotik dengan Sasaran
Spesifik
Satu jenis antibiotik tidak akan
mampu membunuh semua baktreri.
Dengan demikian, selain
klasifikasi menurut modus tindakan, antibiotik juga diklasifikasikan
berdasarkan kekhususan target.
Itu sebab, antibiotik juga bisa
diklasifikasikan menjadi antibiotik spektrum luas dan antibiotik spektrum
sempit.
Antibiotik spektrum luas efektif
membunuh jenis bakteri patogen (misalnya tetracycline, tigecycline, dan
chloramphenicol).
Sedangkan antibiotik spektrum
sempit (misalnya oxazolidinone dan glycylcycline) direkomendasikan untuk
mengobati jenis tertentu dari bakteri penyebab penyakit.
Macam
Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja
senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika[1]
dilihat dari target atau sasaran kerjanya:
·
Inhibitor sintesis dinding
sel bakteri, mencakup golongan Penisilin, Polipeptida dan Sefalosporin,
misalnya ampisilin, penisilin G;
·
Inhibitor transkripsi dan
replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampisin, aktinomisin D,
asam nalidiksat;
·
Inhibitor sintesis protein,
mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Makrolida,
Aminoglikosida, dan Tetrasiklin, misalnya gentamisin, kloramfenikol, kanamisin,
streptomisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, eritromisin, azitromisin;
·
Inhibitor fungsi membran
sel, misalnya ionomisin, valinomisin;
·
Inhibitor fungsi sel
lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomisin,
tunikamisin; dan
·
Antimetabolit, misalnya
azaserine.
Obat antibiotik merupakan jenis obat antibakterial dan
memiliki beragam jenis dan fungsi. Sedikit yang dapat kami paparkan mengenai
jenis-jenis antibiotik yang ditanyakan adalah:
– Amoksisilin, berasal dari kelas obat penisilin. Secara
umum, antibiotik ini berspektrum luas, yakni berfungsi untuk mengobati infeksi
bakteri gram positif dan gram negatif. Tergantung dari jenis bakterinya,
amoksisilin banyak digunakan antara lain untuk terapi infeksi saluran
pernafasan bawah, infeksi telinga-hidung-tenggorokan, saluran kemih, gonorrhea,
peradangan lambung akibat infeksi bakteri H.pylori, infeksi kulit dan organ
pendukungnya, antraks, klamidia, dan penyakit Lyme.
– Ciprofloxacin, berasal dari kelas obat fluoroquinolon.
Juga merupakan antibiotik spektrum luas. Penggunaanya biasanya ditujukan untuk
mengatasi infeksi yang lebih serius. Ciprofloxacin antara lain digunakan untuk
infeksi organ dalam perut (intra abdomen), infeksi tulang dan sendi, infeksi
gonokokkus pada uretra dan leher rahim, infeksi saluran nafas bawah, infeksi
kulit dan organ pendukungnya, infeksi saluran kemih, diare infeksius, dan
pneumonia nosokomial (didapat saat perawatan di rumah sakit).
– Cefixime, berasal dari kelas obat cephalosphorin, generasi
ketiga. Juga merupakan antibiotik spektrum luas. Beberapa kondisi dimana
cefixime menjadi pilihan terapi antara lain bronkitis akut, pemburukan pada
bronkitis kronis, penyakit menular seksual, gonorrhea tanpa komplikasi,
peradangan pada tonsil dan faring, infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.
– Metronidazole, memiliki sifat antibakteri juga
antiprotozoa seperti amoeba dan trikomonas. Obat ini efektif melawan infeksi
bakteri anaerob obligat, seperti pada infeksi bakteri di daerah vagina, infeksi
menular seksual, infeksi panggul bagian dalam (pelvis), infeksi di daerah usus
besar dan rektum paska operasi, infeksi uretra non gonorrhea, maupun infeksi
jaringan lunak dalam tubuh lainnya.
Meskipun sama-sama memiliki spektrum terapi yang luas, namun
pemilihan jenis obat yang mana yang akan digunakan untuk suatu penyakit, masih
perlu mempertimbangkan faktor lain, seperti keadaan pasien, kerentanan jenis
bakteri yang menginfeksi terhadap antibiotik-antibiotik yang ada, ada tidaknya
kontraindikasi pada pasien, rekomendasi ahli, dsb.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar