Label

Kamis, 17 September 2015

Jahe


Jahe memiliki nama ilmiah Zingiber officinale yang diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi. Jahe merupakan tumbuhan yang memiliki akar rimpang. Jahe banyak digunakan sebagai bahan pelengkap dalam bumbu masakan dan obat. Rimpang jahe berbentuk jemari yang bergelembung pada bagian ruas-ruas tengah.

Varietas
Jahe Kuning Besar (Jahe Gajah)
Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.
Jahe Kuning Kecil
Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
Jahe Merah
Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.

Kandungan Kimia
Dari 100 gr jahe yang diteliti, di dapat hasil sebagai berikut :
Bagian Jahe yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 97 %
·         Jumlah Kandungan Energi = 51 kkal
·         Jumlah Kandungan Protein = 1,5 gr
·         Jumlah Kandungan Lemak = 1 gr
·         Jumlah Kandungan Karbohidrat = 10,1 gr
·         Jumlah Kandungan Kalsium = 21 mg
·         Jumlah Kandungan Fosfor = 39 mg
·         Jumlah Kandungan Zat Besi = 2 mg
·         Jumlah Kandungan Vitamin A = 30 IU
·         Jumlah Kandungan Vitamin B1 = 0,02 mg
·         Jumlah Kandungan Vitamin C = 4 mg
Selain itu, jahe juga mengandung :
1.      Gingerol seperti limonene, 1,8 cincole, 10 dehydrogingerdione, 6 gingerdione,arginine, a-linolenic acid, aspartic, β-sitostrerol, caprylic acid, capsaicin, chlorogenis acid, farnesal, farnesene, farnesl dan unsur pati seperti tepung kanji, serta serat-serat resin dalam jumlah sedikit.
2.      Volatile oil (minyak menguap), Non-volatile oil (minyak yang tidak menguap) dan pati.
3.      Minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit, merupakan komponen yang memberikan aroma yang khas pada jahe.
4.      Oleoresin termasuk dalam kelompok minyak yang tidak menguap yang terdapat pada jahe. Oleoresin yakni suatu unsur kimia pendukung yang memberikan rasa pahit dan pedas pada jahe. Pencapaian senyawa Oleoresin pada jahe sekitar 3 % namun tergantung dari jenis jahe, karena jahe ada yang memiliki persamaan dan perbedaan kandungan senyawa.

Manfaat
Menghangatkan Tubuh
Ramuan tradisional Indonesia, wedang (campuran jahe dan gula aren) dipercaya dapat menghangatkan tubuh dan masuk angin. Karena manfaatnya sering melihat penjual permen jahe dalam angkutan umum.

Melegakan pernafasan
Sifat hangat yang dihasilkan jahe dapat melegakan pernafasan seseorang yang terkena penyakit pernafasan seperti influenza dan bronchitis, bahkan sifat antiseptik jahe dapat menghambat pertumbuhan mikroba dalam saluran pernafasan.

Antibiotik dan Antiseptik
Jahe sering dipergunakan untuk menjaga luka agar tidak infeksi, sehingga luka lebih cepat kering. Konsumsi jahe yang tepat dapat menyembuhkan infeksi saluran pencernaan.

Anti Kanker
Hasil penelitian British Journal of Nutrition, BMC Complementary and Alternative Medicine, American Association for Cancer, dan Journal of Nutrition 2015, menyatakan bahwa bahan aktif dalam jahe memiliki sifat anti-angiogenik yang efektif menghentikan pertumbuhan dan membunuh sel-sel kanker di prostat, ovarium, dan kanker kolorektal.
Healthyandnaturalworld menyatakan bahwa jahe tidak mempengaruhi sel-sel lain seperti di tulang ataupun perut. Jenis rimpang ini juga disebut peneliti lebih efektif dari kemoterapi.

Merawat Kesehatan Kulit
Produksi minyak di kulit wajah dan produksi ketombe di kulit kepala dapat diatasi dengan sari jahe. Cairan atau sari jahe juga dapat digunakan seluruh tubuh. Sifat antiseptik jahe dapat menghambat pertumbuhna mikroorganisme dikulit, sehingga mengurangi resiko penyakit kulit dan bau badan. Namun harus hati-hati jangan sampai terkena mata dan alat kelamin, karena menimbulkan panas atau perih yang luar biasa, namun hal ini dapat diatasi dengan mencucinya.

Aplikasi
Secara umum, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi lebih dari 4 g jahe per hari, sedangkan wanita hamil tidak dianjurkan lebih dari 1 g per hari.
Untuk penyakit dalam, jahe dapat dijadikan bahan konsumsi seperti bumbu masak, campuran minuman, atau dikonsumsi secara langsung (apabila menghendaki).
Untuk obat luar, seperti penyakit kulit seperti panu atau kurap, jahe dapat digosokkan secara langsung pada bagian yang sakit atau dapat juga dengan parutan jahe. Selain itu parutan jahe dapat digunakan sebagai antiseptik padaa luka. Namun apabila jahe digunakan untuk luka luar, akan menimbulkan sakit/perih sekaligus panas yang luar biasa.
Penggunaan jahe tidak hanya sebatas sebagai obat-obatan, namun dipakai sebagai bumbu masak khususnya untuk menghilangkan bau amis pada ikan atau daging. Dalam perkembangannya, jahe sudah banyak yang dibuat secara instan yang mudah digunakan, dan praktis tanpa harus mengolah jahe secara langsung terlebih dahulu.

Efek Samping
Penggunaan jahe kemungkinan aman bagi kebanyakan orang. Namun terdapat beberapa efek samping ringan yang mungkin ditimbulkan.
·         Konsumsi jahe pada saat kehamilan masih kontroversial, karena ada beberapa kekhawatiran bahwa jahe dapat mempengaruhi hormon seks janin. Sejumlah penelitian pada wanita hamil memberikan hasil, bahwa jahe dapat digunakan secara aman untuk morning sickness tanpa membahayakan bayi. Tetapi ada laporan keguguran janin saat berumur 12 minggu.
·         Tidak cukup diketahui tentang keamanan mengkonsumsi jahe selama menyusui. Jadi untuk tindakan yang paling aman adalah dengan tidak mengkonsumsinya.
·         Efek samping jahe dapat meningkatkan risiko pendarahan
·         Hati-hati saat menggunakan jahe pada dosis tinggi pada penderita jantung, karena jahe dapat memperburuk kondisi jantung tertentu.


Sumber:





0 komentar:

Posting Komentar