Label

Jumat, 28 Agustus 2015

Antibiotik

Definisi
Secara bahasa, antibiotik berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari anti (lawan) dan bios (hidup), yang berarti zat yang berperan untuk menghambat atau melawan kehidupan.
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri.

Sejarah Penemuan

Penemuan antibiotika terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan petri dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika cawan petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn. P. notatum (kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan pada roti yang dibiarkan lembap beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G.

Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui oleh peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19 namun hasilnya tidak diakui oleh lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi.'

Kapang (Inggris: mold) merupakan anggota regnum Fungi ("Kerajaan" Jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah.

Cara kerja
Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup. Sedangkan antibiotik menghambat metabolisme bakteri.

·         Antibiotik Bakterisida
Antibiotik bakterisida mengandung senyawa aktif yang secara langsung membunuh bakteri.
Untuk membunuh bakteri, antibiotik jenis ini menargetkan dinding sel luar, membran sel bagian dalam, serta susunan kimia bakteri.
Contoh umum antibiotik bakterisida adalah penicillin (menyerang dinding sel luar), polymyxin (menargetkan membran sel), dan quinolone (mengganggu jalur enzim).
Beberapa zat bakteriosida digunakan sebagai disinfektan, sterilisasi, dan antiseptik.

·         Antibiotik dengan Sasaran Spesifik

Satu jenis antibiotik tidak akan mampu membunuh semua baktreri.
Dengan demikian, selain klasifikasi menurut modus tindakan, antibiotik juga diklasifikasikan berdasarkan kekhususan target.
Itu sebab, antibiotik juga bisa diklasifikasikan menjadi antibiotik spektrum luas dan antibiotik spektrum sempit.
Antibiotik spektrum luas efektif membunuh jenis bakteri patogen (misalnya tetracycline, tigecycline, dan chloramphenicol).
Sedangkan antibiotik spektrum sempit (misalnya oxazolidinone dan glycylcycline) direkomendasikan untuk mengobati jenis tertentu dari bakteri penyebab penyakit.


Macam

Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika[1] dilihat dari target atau sasaran kerjanya:

·         Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penisilin, Polipeptida dan Sefalosporin, misalnya ampisilin, penisilin G;
·         Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampisin, aktinomisin D, asam nalidiksat;
·         Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Makrolida, Aminoglikosida, dan Tetrasiklin, misalnya gentamisin, kloramfenikol, kanamisin, streptomisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, eritromisin, azitromisin;
·         Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomisin, valinomisin;
·         Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomisin, tunikamisin; dan
·         Antimetabolit, misalnya azaserine.

Obat antibiotik merupakan jenis obat antibakterial dan memiliki beragam jenis dan fungsi. Sedikit yang dapat kami paparkan mengenai jenis-jenis antibiotik yang ditanyakan adalah:

– Amoksisilin, berasal dari kelas obat penisilin. Secara umum, antibiotik ini berspektrum luas, yakni berfungsi untuk mengobati infeksi bakteri gram positif dan gram negatif. Tergantung dari jenis bakterinya, amoksisilin banyak digunakan antara lain untuk terapi infeksi saluran pernafasan bawah, infeksi telinga-hidung-tenggorokan, saluran kemih, gonorrhea, peradangan lambung akibat infeksi bakteri H.pylori, infeksi kulit dan organ pendukungnya, antraks, klamidia, dan penyakit Lyme.

– Ciprofloxacin, berasal dari kelas obat fluoroquinolon. Juga merupakan antibiotik spektrum luas. Penggunaanya biasanya ditujukan untuk mengatasi infeksi yang lebih serius. Ciprofloxacin antara lain digunakan untuk infeksi organ dalam perut (intra abdomen), infeksi tulang dan sendi, infeksi gonokokkus pada uretra dan leher rahim, infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit dan organ pendukungnya, infeksi saluran kemih, diare infeksius, dan pneumonia nosokomial (didapat saat perawatan di rumah sakit).

– Cefixime, berasal dari kelas obat cephalosphorin, generasi ketiga. Juga merupakan antibiotik spektrum luas. Beberapa kondisi dimana cefixime menjadi pilihan terapi antara lain bronkitis akut, pemburukan pada bronkitis kronis, penyakit menular seksual, gonorrhea tanpa komplikasi, peradangan pada tonsil dan faring, infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.

– Metronidazole, memiliki sifat antibakteri juga antiprotozoa seperti amoeba dan trikomonas. Obat ini efektif melawan infeksi bakteri anaerob obligat, seperti pada infeksi bakteri di daerah vagina, infeksi menular seksual, infeksi panggul bagian dalam (pelvis), infeksi di daerah usus besar dan rektum paska operasi, infeksi uretra non gonorrhea, maupun infeksi jaringan lunak dalam tubuh lainnya.

Meskipun sama-sama memiliki spektrum terapi yang luas, namun pemilihan jenis obat yang mana yang akan digunakan untuk suatu penyakit, masih perlu mempertimbangkan faktor lain, seperti keadaan pasien, kerentanan jenis bakteri yang menginfeksi terhadap antibiotik-antibiotik yang ada, ada tidaknya kontraindikasi pada pasien, rekomendasi ahli, dsb.



Sumber :




0 komentar:

Posting Komentar